“Inilah anakku yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.”
Bacaan: Ibr 11:1-7; Mzm 145:2-3,4-5,10-11
Mrk 9:2-13
Renungan:
Saya sempat terkagum-kagum ketika melihat dan mendengarkan sebuah kelompok koor melantunkan kidung dengan begitu megah. Akord yang mereka hasilkan mampu membius diri saya, masih lagi dengan permainan pengiringnya yang harmonis. Tidak ada suara yang dominan atau bahkan suara yang hilang tak terdengar. Kok bisa ya…?
Jawaban itu ternyata ada di telinga setiap anggota koor dan pengiringnya. Mereka berusaha sebisa mungkin untuk mendengarkan suara yang lain. Tidak hanya hearing tapi listening. Dengan mendengarkan suara yang lain, mereka menghasilkan sebuah alunan kidung yang megah yang mampu membius hati. Megah itu tak sekedar keras, tetapi mampu memberikan warna di setiap birama sehingga harmonis.
“…dengarkanlah Dia.” Bapa meminta kepada Petrus, Yohanes dan Yakobus untuk bersetia mendengarkan sabda-sabda Yesus. Ia mengajak kita untuk memberikan diri kita mendengarkan sabda-Nya. Dengan mendengarkan sabda-Nya, kita berharap agar kitapun mampu menaruh dan mendengarka sesama kita. Maka dari itu, terciptakan sebuah kehidupan yang harmonis dan membahagiakan, seperti sebuah kelompok koor mampu melantunkan kidung yang megah dan harmonis.
Doa:
Yesus, Engkaulah yang menuntun hidupku. Bukalah telingaku agar aku mampu mendengarkan sesamaku. Bukalah telingaku agar aku mampu mendengar bisikan sabda-Mu. Amin.
Niat:
Aku akan menggunakan telinga untuk mendengarkan sabda-Nya agar aku mampu mendengarkan sesamaku.
No comments:
Post a Comment