Bacaan
Kej 8 : 6-13.20-22 ; Mrk 8 : 22-26
Pertanyaan Refleksi !
· Apakah kita sudah mensyukuri rahmat kasih karunia Allah ?
· Mengapa kita menjadi buta terhadap Tuhan, diri sendiri dan sesama ?
Mata merupakan salah satu bagian dari tubuh kita yang penting. “Bagaimana kalau mata kita menjadi buta?” Ya tidak bisa melihat. Dalam perjalanan hidup ini seringkali saya menjumpai saudara-saudari saya yang mengalami kebutaan, di depan mall. Mereka mampu berjuang sendiri untuk melangsungkan kehidupan, dan tentunya tidak pernah luput dari cinta kasih dan berkat yang Tuhan berikan. Terkadang kebutaan ini pun menjadi penghalang bagi kehidupan mereka yang penuh dengan keterbatasan. Penderitaan dan keterbatasan inilah yang seharusnya menjadi sorotan mata saya untuk memperhatikan mereka, bukan untuk dilewatkan.
Lewat perjumpaan itu bisa saya maknai apa? Rupanya saya diajak untuk menyadari diri saya, meskipun mata saya masih dapat digunakan untuk melihat, tapi sebenarnya saya juga mengalami kebutaan pada mata dan hati saya. Saya sering dibutakan oleh kesenangan-kesenangan yang sifatnya hanya sesaat, nafsu duniawi, kesombongan, keserakahan, iri hati, kemalasan, kemarahan, dan kecemburuan yang sering kali muncul tanpa tersadarkan oleh diri saya. Apakah saya pernah bercermin akan semua yang telah saya lakukan? Apakah pernah saya menyadari bahwa semuanya itu semakin membawa saya dalam jurang dosa? Semuanya ini pun membawa saya pada sebuah keterbatasan yang menjadikan diri saya tidak bisa berkembang.
Dalam Injil yang dikutip dalam kitab Markus 8:22-26 mengenai Yesus yang menyembuhkan seseorang yang menderita kebutaan di Betsaida. Marilah bersama-sama kita menyadari akan dosa-dosa kita, yang seringkali membuat diri kita menjadi buta untuk mengenal, mensyukuri rahmat Allah, dan berbagai kepada sesama. Kita datang kepada-Nya, dengan membawa segenap mata dan hati kita, memohon akan belaskasihan-Nya dan kemurahan hati-Nya supaya Yesus menyembuhkan mata kita dari kebutaan, sehingga mata dan hati kita pun dapat terbuka dan melihat seperti Nabi Nuh yang membuka pintu bahteranya dan melihat serta menyaksikan Bumi baru dan Langit yang baru, dan kita pun dapat terlepas dari belenggu dosa serta keterbatasan-keterbatasan yang telah membuat kita menjadi tidak berkembang.
DOA
“Allah Bapa sumber segala kasih, kami menyadari bahwa kami sangatlah lemah, rapuh dan penuh akan dosa. Kami lebih mengutamakan diri kami akan nafsu jahat, kesombongan, keserakahan, iri hati, kemalasan, kemarahan, dan kecemburuan yang justru membuat kami menjadi buta akan hidup dan membawa kami semakin jatuh ke dalam lubang dosa. Kami mohon bukalah mata dan hati kami, supaya kami dapat senantiasa mensyukuri rahmat yang Engkau berikan dan kami pun semakin peduli akan rahmat kehidupan pada diri kami sendiri dan orang-orang di sekitar kami. Kami mohon semuanya ini kepada-Mu, sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang segala masa.”
No comments:
Post a Comment